Tahun baru identik dengan resolusi baru dari masing-masing orang. Setiap orang memiliki harapan yang berbeda-beda, namun tentunya semua harapan tersebut bertujuan untuk hidup yang lebih baik. Meski begitu, fenomena yang kerap terjadi adalah kebanyakan orang hanya bersemangat untuk membuat dan menggapai resolusinya pada saat awal saja. Lambat laun, orang-orang akan menjadi kendor bahkan lupa dengan resolusinya tadi. Studi menunjukan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk kurang dapat berpegang pada resolusi dan cenderung melupakannya dalam kurun waktu satu bulan. Seorang profesor dari Wharton School, University of Pennsylvania menyatakan, “the issue is not the resolutions themselves, it’s the way we approach them”. Menurut Profesor Katy Milkman, permasalahannya bukan terletak pada resolusinya, melainkan lebih kepada pendekatan kita terhadap resolusi tersebut.
Dalam artikel “Pentingkah Memiliki Resolusi Tahun Baru?”, dapat disimpulkan bahwa resolusi itu penting. Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah bagaimana cara membuat resolusi tahun baru yang baik dan bagaimana cara agar kita dapat menggapainya? Bagaimana cara agar resolusi tadi tidak hanya menjadi sebatas “resolusi gagal” layaknya tahun-tahun sebelumnya? Banyak faktor yang dapat menyebabkan resolusi seseorang tidak tercapai. Alasan yang paling sederhana adalah resolusi tersebut memang bukanlah resolusi yang tepat. Tiga faktor utama yang membuat resolusi tidak tepat sasaran adalah:
• Resolusi yang dibuat berdasarkan perkataan orang lain atau lingkungan yang menyuruh untuk berubah
• Kurang jelas
• Tidak memiliki rencana realistis untuk menggapai resolusi tersebut
Namun jangan khawatir, Mutual+ akan membantu teman-teman untuk membuat dan menggapai resolusi tahun baru ini. The Journal Management Review pada tahun 1981 menciptakan sebuah akronim SMART—Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound. Menurut NY Times, akronim SMART dapat diaplikasikan dalam pembuatan resolusi teman-teman.
Spesifik Tentang Apa Resolusimu dan Langkah Menggapainya
Langkah pertama adalah membuat resolusi sejelas mungkin. Alih-alih hanya menuliskan “ingin menurunkan berat badan”, lebih baik menuliskan secara rinci berapa banyak berat yang ingin diturunkan serta interval waktunya. Resolusi yang terperinci akan membantu seseorang dalam membuat perencanaan untuk mencapainya. Ketika kita sedang membuat perencanaan, tanyakan ke diri sendiri hal-hal seperti kapan, dimana, bagaimana, dan berapa untuk membuat perencanaan semakin spesifik. Seorang psikolog dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai mengatakan, “Our goals may set the tone and motivate us to create habits, but it’s actually engaging in daily, context-specific behaviors that creates a habit.” atau Goal kita mungkin akan memotivasi untuk membuat habit, tetapi perilaku keseharian kita lah yang nantinya akan membentuk habit.
Pastikan Resolusi Terukur atau Measurable
Jika resolusi seseorang adalah ingin menurunkan berat badan, maka mudah untuk mengukur dan menentukan keberhasilannya melalui angka berat badan. Namun, bukan berarti diluar kategori itu resolusi seseorang tidak dapat diukur. Penting untuk menentukan cara mengetahui keberhasilan sebuah resolusi, dan harus dipastikan pula kriteria yang digunakan dapat diukur. Hal ini dilakukan agar seseorang dapat mengetahui kemajuannya dan apakah mereka berada di jalan yang benar untuk mencapai tujuan. Salah satu cara untuk memperhatikan dan mengukur resolusi adalah dengan menulis jurnal atau membuat catatan di handphone. Dengan journaling, kita bisa mencatat perilaku keseharian untuk memperkuat progres kita, apapun resolusinya.
Tetapkan Resolusi Yang Dapat
Dicapai Penting memang untuk seseorang memiliki resolusi yang dapat dicapai atau achievable, namun bukan berarti seseorang tidak bisa memiliki mimpi besar. Hanya saja, harus disadari bahwa mengambil langkah terlalu besar terlalu cepat dapat menyebabkan rasa frustasi. Jangan sampai resolusi tersebut mengambil alih hidup kita hingga diri sendiri dan sekitar kita terbengkalai. Banyak resolusi gagal karena langkah ekstrim yang diambil seseorang di tahap awal, misalnya diet terlalu ketat untuk menurunkan berat badan. Sebuah resolusi dapat berhasil tergantung pada fokus, energi, waktu, dan motivasi seseorang. Bukan tentang kecil atau besarnya sebuah resolusi, namun diri kita sendiri yang akan menjadi penentu.
Relevankah Resolusi Yang Telah Dibuat?
Saat membuat resolusi, tanyakan pada diri sendiri apakah resolusi tersebut penting dan sesuai dengan value kita? Seorang psikiater dan penulis buku, Dr. Michael Bennett mengatakan, “If you do it out of the sense of self-hate or remorse or a strong passion in that moment, it doesn’t usually last long.” atau Resolusi yang dibuat atas dasar rasa benci terhadap diri sendiri atau passion sementara hanya akan bertahan sebentar. Contohnya jika seseorang membuat resolusi ingin kurus karena ia benci dengan dirinya sendiri, maka resolusi tersebut tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, jika seseorang berpikir lebih keras tentang apa yang baik untuk dirinya, mengubah struktur hidup, mengelilingi diri sendiri dengan orang yang akan mendukung resolusi tersebut, maka besar peluang resolusi tersebut bisa tercapai. Bandingkan dengan seseorang yang memiliki resolusi untuk menjaga berat badan karena ia ingin hidup lebih sehat.
Realistis Dengan Jangka Waktu Yang Ditetapkan
Tidak hanya resolusi yang harus realistis, namun jangka waktu atau timeline untuk menggapai resolusi juga harus realistis. Habit atau kebiasaan yang terbentuk bertahun-tahun, akan sulit untuk bisa diubah hanya dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Beri diri sendiri waktu yang cukup untuk merubahnya dan membuat mini-goal di sepanjang jalan. Denise Rousseau, Heinz University professor of organizational behavior and public policy at Carnegie Mellon University, mengatakan bahwa resep keberhasilan dari goal-setting adalah memecahnya menjadi task strategies dan sub-goals. Rousseau menambahkan, “You’re less likely to blow it off because it starts to seem too big a deal, too hard to do, too hard to fit in my life.” atau dengan memfokuskan diri ke mini-goals, maka perubahan akan terjadi secara bertahap. Charless Duhigg, penulis buku The Power of Habit dan mantan penulis The New York Times mengatakan, “If you’re building a habit, you’re planning for the next decade, not the next couple of months.”
Sumber:
https://www.nytimes.com/guides/smarterliving/resolution-ideas
https://www.verywellmind.com/how-to-keep-your-new-years-resolutions-2795719
https://www.vox.com/even-better/23486112/attainable-new-years-resolution-goals-life-change