Halo, pejuang pekerja keras! Apakah hari-harimu di kantor terkadang terasa seperti bertarung di medan perang yang tak berujung? Tenang, kamu nggak sendirian. Stres kerja, seperti bayangan yang tak terlihat, sering mengendap-endap di belakang layar komputer atau di meja kerjamu. Menurut Handoko (2008:200), stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya. Nah, ngomong-ngomong tentang stres ini, apa saja faktor pemicu stres saat bekerja, ya? Yuk, simak dalam artikel ini!
1. Beban kerja terlau berat
Beban kerja terlalu berat memang salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan stres kerja. Ketika seseorang merasa terlalu banyak tugas atau tanggung jawab yang harus dihadapi dalam waktu yang terbatas, hal ini dapat memberikan tekanan yang signifikan. Menurut Lazarus (1985) dilansir dari website Psychology Mania, beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tugas yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari pada pengetahuan dan keterampilan pekerja.
2. Lingkungan pekerjaan yang tidak mendukung
Lingkungan pekerjaan yang tidak mendukung di tempat kerja dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan karyawan dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dalam beberapa situasi, kurangnya dukungan dari atasan atau ketidakseimbangan dalam persaingan internal bisa membuat suasana kerja menjadi tidak menyenangkan.
3. Terbatasnya peluang peningkatan karir di lingkungan pekerjaan
Pengembangan karir merupakan aspek penting dalam pengalaman kerja seseorang. Menurut Mangkunegara (2017:77), salah satu tujuan pengembangan karir adalah menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai. Perusahaan membantu karyawan dalam merencanakan karir salah satunya dengan menciptakan suasana dan hubungan kesejahteraan antar karyawan agar menimbulkan karyawan dengan loyalitas yang tinggi untuk perusahaan. Namun, ketika karyawan menghadapi kurangnya peluang untuk berkembang, ini dapat menjadi tantangan serius yang mempengaruhi motivasi, kinerja dan kepuasan kerja. Contohnya, ketika prestasi karyawan tidak diakui, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk berusaha lebih keras. Kurangnya penghargaan dapat menciptakan ketidakpuasan dan stres yang signifikan.
4. Masalah personal
Perlu diingat, tidak selamanya stres berasal dari tugas pekerjaan di kantor. Pemicu stres saat bekerja juga dapat timbul dari faktor eksternal yang mengganggu pikiran. Kendala personal, seperti dalam hubungan keluarga, pertemanan, atau dengan pasangan, dapat menimbulkan tekanan pada pikiran yang akhirnya dapat menghambat tingkat produktivitas.
5. Masalah work-life balance
Work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi telah menjadi isu sentral dalam dunia kerja modern. Jadwal kerja yang padat dan tuntutan pekerjaan yang tinggi sering kali menyebabkan karyawan memiliki sedikit waktu untuk keluarga, hobi atau kegiatan lainnya. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan yang merugikan kesejahteraan pribadi. Dengan teknologi yang terus berkembang, karyawan sering kali tetap terhubung dengan pekerjaan di luar jam kerja resmi. Pesan, panggilan dan tuntutan mendadak dapat menginvasi waktu istirahat, menyebabkan stres dan kekhawatiran yang berkelanjutan.
Setelah mengupas faktor-faktor pemicu stres di tempat kerja, sekarang waktunya mencari cara mengatasi stres di tempat kerja dan kamu bisa mencoba beberapa tips berikut ini ya!
1. Efisiensi penggunaan waktu
Efisiensi penggunaan waktu di tempat kerja untuk memaksimalkan hasil pekerjaan dalam waktu yang diberikan. Hal ini memiliki peran penting dalam menghindari faktor pemicu stres kerja. Sebagai contoh, jauhi kebiasaan menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu atau menumpuk tugas dan menyelesaikannya di akhir pekan. Jika memungkinkan dan kamu ada waktu longgar, kamu bisa mencicil tugas-tugas kamu jauh-jauh hari. Dengan efisiensi penggunaan waktu, kamu tidak perlu menumpuk pekerjaan dan membawanya pulang, sehingga kinerjamu dapat lebih teratur dan konsisten.
2. Dukungan dan komunikasi terbuka
Membangun budaya perusahaan yang positif dan komunikasi terbuka seperti antara atasan dan karyawan bagi pengembangan karir karyawan, memberikan umpan balik yang membangun dan mendorong percakapan terbuka tentang tujuan karir. Karyawan harus merasa nyaman untuk menyampaikan kekhawatiran atau mencari bantuan ketika diperlukan. Memperbaiki interaksi dan kerja sama dalam tim juga dapat membentuk lingkungan yang lebih positif. Pertemuan berkala dan berbagi informasi saling dapat mengurangi ketidakpastian serta meningkatkan pemahaman di antara anggota tim.
3. Penyediaan program kesehatan mental
Menyediakan program kesehatan mental, seperti konseling atau sesi pelatihan kesehatan mental dapat membantu karyawan mengatasi stres. Ini memberikan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mental.
4. Pembagian tugas yang adil dan evaluasi beban kerja
Memastikan bahwa beban kerja dan tanggung jawab dibagikan secara adil antara tim sehingga setiap individu dapat fokus pada tugas yang sesuai dengan keahlian mereka. Hal tersebut dapat mencegah ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan stres dan dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas secara keseluruhan, karena setiap anggota tim dapat memberikan kontribusi maksimal tanpa merasa terbebani. Melakukan evaluasi rutin dan menyesuaikan distribusi tugas karyawan juga dapat membantu mencegah penumpukan pekerjaan yang bisa menimbulkan stres. Pastikan setiap anggota tim memiliki beban kerja yang dapat diatasi.
Last step, mari bersama-sama menciptakan tempat kerja yang mendukung, di mana kamu dapat tumbuh dan berkembang tanpa terbebani oleh stres yang berlebihan. Don't give up and believe in yourself!
Sumber: