Berbeda argumen itu adalah hal yang biasa. Tetapi menghargai argumen orang lain itu juga harus dibiasakan. Perlu perjuangan memang, apalagi saat argumen kita sangat berbeda dengan lawan bicara dalam dunia kerja. Ada yang harus diingat, memutuskan pilihan dan argumen itu juga didasari oleh wawasan, pandangan, serta pengalaman pribadi yang berbeda-beda. Upayakan untuk selalu berdiskusi ketimbang harus berargumen yang berujung tidak baik. Diskusi bersama dengan banyak orang bisa memperluas wawasan kita dan juga bisa menemukan kesepakatan bersama untuk menemukan jalan keluar.
Namun, tahu kah kamu agar penyampaian argumenmu terkesan baik dan kredible, ada beberapa hal yang harus kamu hindari agar bisa menciptakan diskusi yang lebih positif. Yuk, disimak!
1. Memberi argumen yang tidak relevan
Dengan sangat beragamnya sudut pandang di dunia kerja, besar kemungkinan terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat. Perselisihan ini salah satunya terjadi karena orang yang terlibat malah membahas isu atau solusi yang tak ada hubungannya dengan inti permasalahan. Hal ini seharusnya tidak terjadi jika semua anggota dari awal diskusi sudah memiliki pemahaman yang sama dan batasan-batasan yang jelas. Anggota lain tentunya bisa saling mengingatkan dengan cara yang baik dan memaparkan alasan mengapa pendapat tersebut kurang relevan.
2. Masing-masing merasa paling benar
Dalam berargumen, setiap orang fanatik dengan pendapatnya. Masing-masing merasa pendapat mereka paling benar dan menghakimi orang lain salah. Akibatnya, mereka berargumen bukan untuk menemukan kebenaran, melainkan hanya untuk mendapat pembenaran atau validasi atas pendapat yang dimiliki.
Argumen yang baik melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan seksama. Jangan terjebak dalam sikap defensif atau sibuk mencari kesalahan dalam argumen lawan tanpa benar-benar mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Dengarkan dengan penuh perhatian, berikan waktu bagi lawan bicara untuk menyampaikan pendapat mereka dan berikan respon yang relevan. Sikap saling mendengarkan akan membantu membangun diskusi yang lebih konstruktif. Banyak konflik yang bisa reda dengan sendirinya ketika salah satu dari orang yang bersinggungan tetap tenang.
3. Membahas masalah pribadi di hadapan tim
Kalau kamu memiliki masalah dengan seseorang di dalam timmu, selesaikanlah masalah tersebut secara langsung dan privat. Jangan bahas masalah di depan rekan kerja lain sebelum kamu membahas itu berdua dengan orang yang bersangkutan. Ini akan membantumu untuk terhindar dari gosip, drama dan argumen tidak penting di lingkungan kerja. Sangat penting untuk memberi argumen dengan pandangan yang objektif. Reputasimu juga tentunya akan memburuk di mata atasan ketika kamu tidak bisa menjaga relasi dengan tim dan bersikap profesional.
4. Tidak memperhatikan body language
Konflik yang terjadi di dunia kerja bisa dihindari dengan cara sederhana memperlihatkan body language yang positif, seperti:
Gestur merupakan bagian dari komunikasi non-verbal yang dapat berisi sebuah makna. Jadi, jangan salahkan orang lain jika mereka merasa tersinggung ketika kamu memberi gestur yang menyinggung pula.
5. Tidak fokus pada prioritas
Kesalahan saat berargumen selanjutnya adalah terlalu fokus membahas hal lain yang sebenarnya tidak masalah jika belum diprioritaskan saat ini. Banyak perbedaan pendapat terjadi ketika rekan kerja memprioritaskan hal yang berbeda dan mengejar target yang berbeda pula. Jika kamu sudah mendapat kejelasan mengenai objektif dan goal tim, fokus pada hal itu saja. Kamu memang tetap bisa memberi saran mengenai apa yang seharusnya menjadi prioritas tim. Namun, lakukan dengan argumen yang tepat dan bahas lebih dalam ketika tim sudah mencapai kesepakatan.
Sumber: